Rabu, 22 Februari 2012

PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN DALAM AKUNTANSI


PENCATATAN BEBAN DAN PENDAPATAN

A.   PENCATATAN PEMBAYARAN BEBAN DIBAYAR DIMUKA

Perusahaan kadangkala membayar suatu biaya yang belum terjadi yang lazim disebut “biaya dibayar dimuka”. Misalnya pada tanggal 1 Oktober 2002, perusahaan membayar sewa ruangan untuk masa satu tahun ke depan sebesar Rp 1.200.000,00. Pada saat dibayar, belum seluruh manfaat pembayaran tersebut dirasakan oleh perusahaan. Terdapat dua pendekatan untuk mencatat pembayaran itu yaitu ”pendekatan harta” dan ”pendekatan beban”.
Dengan adanya pembayaran tersebut, uang perusahaan berkurang oleh karena itu menurut kedua pendekatan tersebut, akun ”Kas” dikredit sebesar Rp 1.200.000,00. Perbedaannya terletak pada akun yang didebet.
1.  Pendekatan Harta
     Akun harta yaitu ”Sewa dibayar di Muka” didebet.
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Oktober  1

Sewa Dibayar di Muka
        Kas

-

1.200.000



1.200.000

Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru menggunakan ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3 bulan (Rp 300.000,00) harus dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Des      31

Biaya Sewa
        Sewa  Dibayar di Muka

-

300.000



300.000

2.  Pendekatan Beban
     Akun beban/biaya yaitu ”Beban/Biaya Sewa” didebet.
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Oktober  1

Beban Sewa
        Kas

-

1.200.000



1.200.000

Selanjutnya sampai dengan 31 Desember 2002, perusahaan baru menggunakan ruangan selama 3 bulan, sehingga sewa untuk 3 bulan (Rp 300.000,00) harus dicatat di akun ”Biaya Sewa” untuk dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi. Untuk itu dibuat ayat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Des      31

Sewa  Dibayar di Muka
        Beban Sewa 

-

900.000



900.000

B.   PENCATATAN PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 

Perusahaan jasa seperti maskapai penerbangan dapat saja suatu saat menerima uang harga tiket pesawat yang pada saat itu penumpangnya belum diberankatkan. Jumlah uang yang diterima tersebut nantinya akan menjadi pendapatan setelah penumpang tersebut diberangkatkan ke tujuan sesuai perjanjian. Dalam akuntansi, penerimaan uang yang jasanya belum diberikan kepada pihak pembayar disebut ”Pendapatan Diterima Dimuka”. Terdapat 2 cara pencatatan atas ”Pendapatan Diterima Dimuka”, yaitu: Pendekatan Utang dan Pendekatan Pendapatan. Misalkan untuk pembahasan berikut, Maskapai Penerbangan SA pada tanggal 1 Desember 2002 menjual tiket pesawat dengan total harga Rp 15.000.000,00. Sampai dengan 31 Desember  2002 harga tiket atas penumpang yang sudah diberangkatkan berjumlah Rp 9.000.000,00.
1.  Pendekatan Utang
Jurnal yang dibuat adalah mendebet akun Kas dan mengkredit akun Pendapatan Diterima Dimuka. Jurnal yang dibuat untuk mencatat penjualan tiket pada tanggal 1 Desember 2002 adalah:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Des      1

Kas
        Pendapatan Tiket Diterima Dimuka

-

15.000.000



15.000.000

Selanjutnya pada tanggal 31 Desember, karena maskapai penerbangan tersebut telah menerbangkan penumpang dengan nilai Rp 9.000.000,00 maka perusahaan tersebut akan mengakui pendapatan tiket sebesar Rp 9.000.000,00. Jumlah ini akan dilaporkan dalam Laporan  Laba Rugi. Sementara itu harga tiket sebesar Rp 6.000.000,00 belum diterbangkan sehingga masih berstatus ”Pendapatan Diterima Dimuka” dan jumlah ini akan dilaporkan dalam neraca. Untuk itu jurnal yang dibuat adalah:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Des      1

Pendapatan Tiket Diterima Dimuka
       Pendapatan Tiket       

-

9.000.000



9.000.000

2.    Pendekatan Pendapatan
Dengan pendekatan ini, pada tanggal 1 Desember 2002 dan 31 Desember 2002 adalah:
Tanggal
Akun & Keterangan
Ref
Debet
Kredit
2002
Des      1

Kas
       Pendapatan Tiket       

-

15.000.000



15.000.000

Pendapatan tiket
      Pendapatan Tiket Diterima Dimuka
-
6.000.000

6.000.000

1 komentar: